NEGARA MALAYSIA
GUNA MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA
KULIAH GEOGRAFI ASIA TENGGARA
DISUSUN OLEH:
FEBRIANA GEMILANG PUTRA (1110015000
SAYYIDATULLABIBAH (1110015000118)
SITI UBAYDILA (1110015000006)
UDIN (1110015000103)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(GEOGRAFI)
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Syukur alhamdulillah, segala puji
hanya milik Allah SWT yang menguasai alam semesta dan jagat raya beserta isinya
untuk melengkapi apa yang dibutuhkan oleh ciptaanya. Karena kuasa-Nya pula
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Solawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sohabat, serta umatnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari betul akan
kelemahan yang dimiliki, dalam penulisan makalah ini banyak sekali hambatan dan
rintangan yang harus diterjang, namun demikian penulis tetap optimis berkat
iman dan taqwa. Walau jauh dari sempurna dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Dalam penulisan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih atas segala
arahan, bimbingan, serta kesabaran Bapak
yang diberikan kepada penulis beserta pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa
semoga segala bantuan dan bimbingan, amalan dan jasa baik kita semua diterima
oleh Allah dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ....
Tangerang, 19 maret 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
negara memiliki keunggulan dan kelemahan yang dimilikinya, seperti apakah
kelebihan dan kekuranganya yang dimaksud? Tentunya dikaji dari berbagai aspek.
Dalam makalah ini akan dibahas sebuah negara yang masih tergolong berkembang
yakni negara Malaysia, baik dari aspek ekonomi, pendidikaan, kependudukan, dan
lain sebagainya
ilmu pengetahuan kian lama kian berkembang
seiring dengan perkembangan manusia, hal ini tentu ilmu pengetahuan memiliki
konsep-konsep dalam pambahasannya. Hal itu, bertujuan agar kita mudah untuk
mempelajarinya. Dalam membahas suatu negara perlu adanya pengetahuan tentang
negara tersebut.
Negara
malaysia adalah salah satu negara yang tergabung dalam negara ASEAN, salah satu
negara persemakmuran inggris yang adat serta kebudayaanya hampir sama persis
dengan negara Indonesia. Unsur region didalamnya menyangkut tentang
perkembangan ekonomi, demografi wilayah, hingga manfaat yangf ada dalam region
tersebut akan dibahas dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
a.
Seperti
apa sejarah negara Malaysia?
b.
Seperti
apa keadaan demografi, agama?
c.
Seperti apa perkembangan ekonomi Malaysia ditinjau
dari geografi ekonominya, dan masalah pokok pendidikan Malaysia?
C.
Tujuan Masalah
a.
Untuk
mengetahui sejarah negara Malaysia
b.
Untuk
mengetahui keadaan demografi, serta kepercayaan dalam beragama
c.
Untuk
mengetahui keadaan ekonomi dan pokok masalah dalam pendidikan Malaysia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah negara Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas
negara bagian dan tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat
pemerintahan persekutuan. Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa.
Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan — Malaysia Barat dan Malaysia
Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Cina Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini terletak
di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia
sebagai negara persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan paro barat Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah
jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali
sebagai Uni Malaya. Karena semakin
meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan
kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
Pada 16 September 1963 sesuai dengan Resolusi
Majelis Umum PBB 1514 dalam proses
dekolonialisasi, Singapura, Sarawak, Borneo Utara atau yang sekarang
lebih dikenal sebagai Sabah berubah menjadi negara
bagian dari federasi bentukan baru yang bernama Malaysia termasuk dengan Federasi Malaya. dan pada 9 Agustus
1965 Singapura kemudian dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi negara merdeka
yang bernama Republik Singapura.[14][15] saat tahun-tahun awal pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan
dari Filipina dan konflik
militer dengan Indonesia.
Bangsa-bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan
ekonomi dan menjalani perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20.
Pertumbuhan yang cepat pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an, rata-rata 8% dari
tahun 1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia menjadi negara industri baru. Karena Malaysia adalah salah satu dari tiga negara yang menguasai Selat Malaka, perdagangan
internasional berperan penting di dalam ekonominya. Pada suatu ketika, Malaysia
pernah menjadi penghasil timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia. Industri
manufaktur memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara ini. Malaysia juga
dipandang sebagai salah satu dari 18 negara berkeanekaragaman hayati terbesar
di dunia.
Suku Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayu dan Islam masing-masing menjadi bahasa dan agama resmi negara. Malaysia adalah
anggota perintis ASEAN dan turut serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB. Sebagai bekas jajahan Inggris, Malaysia juga menjadi anggota Negara-Negara Persemakmuran. Malaysia juga menjadi anggota D-8.
1.1 Etimologi Malaysia
Nama "Malaysia" diadopsi pada 1963 ketika Federasi Malaya bertambah Singapura, Sabah, dan Sarawak membentuk federasi
bernama Malaysia. Tetapi nama itu sendiri pernah membingungkan
ketika dipakai untuk merujuk wilayah-wilayah di Asia Tenggara. Sebuah peta yang
diterbitkan pada 1914 di Chicago menampilkan nama Malaysia pada wilayah tertentu di Nusantara. Politikus di Filipina pernah menghendaki
penamaan negara mereka sebagai "Malaysia", tetapi Malaysia-lah yang
pertama mengadopsi nama itu pada 1963 sebelum Filipina bertindak lebih jauh
tentang masalah itu. Nama
lain pernah dianjurkan untuk federasi 1963. Di antaranya adalah Langkasuka (Langkasuka adalah
sebuah kerajaan kuno yang berada di bagian hulu Semenanjung Malaya pada
milenium pertama masehi).
Bahkan mundur lebih jauh lagi, seorang etnolog Inggris, George Samuel Windsor
Earl, di dalam jilid IV Jurnal Kepulauan India dan Asia Timur pada 1850
mengusulkan untuk menamai kepulauan Indonesia sebagai Melayunesia atau Indunesia,
kendati dia lebih menyukai yang terakhir.
1.2 Hubungan dengan Britania
Britania Raya mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786, dengan
penyewaan pulau Penang kepada Perusahaan
Hindia Timur Britania oleh Sultan Kedah.
Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London atau Perjanjian
Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara kepada Britania dan
Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda. Pada 1826, Britania mendirikan Koloni Mahkota di Negeri-Negeri Selat, menyatukan kepemilikannya di Malaya: Penang, Melaka, Singapura, dan pulau Labuan. Penang yang didirikan
pada 1786 oleh Kapten Francis Light sebagai pos komersial dianugerahkan oleh Sultan Kedah. Negeri-Negeri Selat mulanya diurus di bawah British East India Company di Kalkuta, sebelum Penang, dan kemudian Singapura menjadi pusat pengurusan koloni
mahkota, hingga 1867, ketika tanggung jawab pengurusan dialihkan kepada Kantor Kolonial di London.
Selama abad ke-19,
banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan Britania untuk
menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial
pertambangan timah di negeri-negeri
Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat membuat pemerintah Britania
melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri penghasil timah di Semenanjung
Malaya. Diplomasi
Kapal Meriam Britania ditugaskan
demi mewujudkan resolusi perdamaian terhadap kekacauan sipil yang disebabkan
oleh bandit Cina dan Melayu. Pada akhirnya Perjanjian Pangkor 1874 meretas jalan untuk perluasan pengaruh Britania di Malaya. Memasuki abad
ke-20, negeri Pahang, Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan, bersama-sama dikenal
sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu (jangan dirancukan
dengan Federasi Malaya), di bawah kendali de
facto residen Britania diangkat untuk menasihati para penguasa Melayu. Orang Britania
menjadi "penasihat" di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka
menjalankan pengaruh penting di atas para penguasa Melayu.
Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu tak Bersekutu, tidak diperintah langsung dari London, juga menerima para penasihat Britania di penghujung abad ke-20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya dikuasai Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satu-satunya negeri yang memelihara kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingg 1914 ketika pengganti Sultan Abu Bakar, Sultan Ibrahim menerima seorang penasihat Britania.
Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu tak Bersekutu, tidak diperintah langsung dari London, juga menerima para penasihat Britania di penghujung abad ke-20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya dikuasai Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satu-satunya negeri yang memelihara kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingg 1914 ketika pengganti Sultan Abu Bakar, Sultan Ibrahim menerima seorang penasihat Britania.
Mengikuti Invasi Jepang
ke Malaya dan pendudukan beruntunnya selama Perang Dunia II, dukungan rakyat untuk
kemerdekaan tumbuh. Pasca-perang, Britania berencana menyatukan pengelolaan
Malaya di bawah koloni mahkota tunggal yang disebut Uni Malaya didirikan dengan
penentangan yang hebat dari Suku Melayu, yang melawan upaya
pelemahan penguasa Melayu dan mengizinkan kewarganegaraan ganda kepada Tionghoa-Malaysia dan kaum imigran
lainnya. Uni Malaya, didirikan pada 1946 dan terdiri dari semua kepemilikan
Britania di Malaya, kecuali Singapura, dibubarkan pada 1948 dan diganti oleh Federasi Malaya, yang mengembalikan pemerintahan
sendiri para penguasa negeri-negeri Malaya di bawah perlindungan Britania.
Selama masa itu,
pemberontakan di bawah kepemimpinan Partai Komunis Malaya melaksanakan operasi gerilya yang dirancang untuk
mengusir Britania dari Malaya. Darurat
Malaya, begitulah dikenalnya,
berlangsung sejak 1948 hingga 1960, dan melibatkan kampanye anti-kekacauan oleh
serdadu Persemakmuran di Malaya. Meskipun kekacauan dengan cepat ditumpas masih saja menyisakan
kehadiran serdadu persemakmuran, dengan latar belakang Perang Dingin. Melawan latar
belakang ini, kemerdekaan untuk Federasi di dalam Persemakmuran diberikan pada 31 Agustus 1957.
2. Keadaan demografi negara Malaysia
Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai kelompok suku, yakni dengan Suku Melayu sejumlah 50,4%
merupakan ras terbesar dan bumiputra/suku asli (aborigin)
di Sabah dan Sarawak sejumlah 11% keseluruhan penduduk. Menurut definisi
konstitusi Malaysia, orang Melayu adalah Muslim, menggunakan Bahasa Melayu, yang menjalankan adat
dan budaya Melayu. Oleh karena itu, secara teknis, seorang Muslim dari ras
manapun yang menjalankan kebiasaan dan budaya Melayu dapat dipandang sebagai
Melayu dan memiliki hak yang sama ketika berhadapan dengan hak-hak istimewa
Melayu seperti yang dinyatakan di dalam konstitusi. Melebihi separo bagian dari
keseluruhan penduduk, bumiputra yang non-melayu menjadi kelompok dominan di
negara bagian Sarawak (30%-nya adalah Iban), dan mendekati 60%
penduduk Sabah (18%-nya adalah Kadazan-Dusun, dan 17%nya adalah Bajaus). Bumiputra non-Melayu
itu terbagi atas puluhan kumpulan ras tetapi memiliki budaya umum yang sama.
Hingga abad ke-20, kebanyakan dari mereka mengamalkan kepercayaan tradisional
tetapi kini telah banyak yang sudah memeluk Kristen atau Islam. Masuknya ras lain sedikit banyak mengurangi persentase penduduk pribumi
di kedua negara bagian itu. Juga terdapat kelompok aborigin dengan jumlah sedikit di Semenanjung, dan mereka biasa disebut Orang Asli.
23,7% penduduk adalah Tionghoa-Malaysia, sedangkan India-Malaysia sebanyak 7,1% penduduk. Sebagian besar komunitas India adalah Tamil (85%), tetapi berbagai kelompok lainnya juga ada, termasuk Malayalam, Punjab, dan Gujarat. Sebagian lagi
penduduk Malaysia berdarah campuran Timur Tengah, Thailand, dan Indonesia. Keturunan Eropa dan Eurasia termasuk Britania yang
menetap di Malaysia sejak zaman kolonial yang kuat di Melaka. Sejumlah kecil orang Khmer dan Vietnam menetap di Malaysia
sebagai pengungsi Perang Vietnam.
Sebaran penduduk sangat tidak merata, dengan lebih dari 17 juta penduduk
menetap di Malaysia Barat, sedangkan tidak lebih dari 7 juta menetap di Malaysia Timur. Kemudian Karena tumbuhnya industri padat tenaga kerja
maka Malaysia memiliki 10% sampai 20%
pekerja imigran dengan besarnya ketidakpastian jumlah pekerja ilegal, terutama
asal Indonesia. Terdapat sejuta
pekerja imigran yang legal dan mungkin orang asing ilegal lainnya. Negara
bagian Sabah sendiri memiliki hampir 25% dari 2,7 juta penduduknya terdaftar
sebagai pekerja imigran ilegal menurut sensus terakhir. Tetapi, gambaran 25%
ini diduga kurang dari setengah gambaran yang diperkirakan oleh lembaga-lembaga
swadaya masyarakat.
Sebagai tambahan, menurut World Refugee Survey 2008, yang
diterbitkan oleh Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat, Malaysia
menampung pengungsi dan pencari suaka mendekati angka 155.700. Dari jumlah ini,
hampir 70.500 pengungsi dan pencari suaka berasal dari Filipina, 69.700 dari Myanmar, dan 21.800 dari Indonesia.[73] Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat menamai Malaysia sebagai
salah satu dari sepuluh tempat terburuk bagi pengungsi karena adanya praktik
diskriminasi negara kepada pengungsi. Petugas Malaysia dilaporkan memulangkan
pendatang secara langsung kepada penyelundup manusia pada 2007, dan Malaysia
menugaskan RELA, milisi sukarelawan, untuk menegakkan undang-undang imigrasi
negara itu.
3. Kepercayaan dalam beragama
Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resminya. Hal ini hampir sama di Indonesia, Menurut gambaran
Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir 60,4 persen penduduk memeluk agama
Islam; 19,2 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3 persen Hindu; dan 2,6 persen Agama
Tionghoa tradisional. Sisanya
dianggap memeluk agama lain, misalnya Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan lain; sedangkan 1,1% dilaporkan tidak beragama atau tidak
memberikan informasi.
Semua orang Melayu dipandang Muslim
(100%) seperti yang didefinisi pada Pasal 160 Konstitusi Malaysia. Statistik tambahan
dari Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa Tionghoa-Malaysia sebagian besar memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah signifikan
mengikuti ajaran Tao (10,6%) dan Kristen
(9,6%). Sebagian besar orang India-Malaysia mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen (7,7%)
dan Muslim (3,8%). Kristen adalah agama dominan bagi komunitas non-Melayu bumiputra (50,1%) dengan
tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan secara resmi
sebagai pengikut agama rakyat.
Konstitusi Malaysia secara teoretik menjamin kebebasan
beragama. Tambahan lagi, semua
non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan
agama mereka dan beralih kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami
berbagai batasan di dalam kegiatan-kegiatan keagamaan mereka, seperti
pembangunan sarana ibadah dan perayaan upacara keagamaan di beberapa negara bagian.
Muslim dituntut mengikuti keputusan-keputusan Mahkamah Syariah ketika mereka
berkenaan dengan agama mereka. Jurisdiksi
Mahkamah Syariah dibatasi hanya bagi Muslim menyangkut Keyakinan dan Kewajiban
sebagai Muslim, termasuk di antaranya pernikahan, warisan, kemurtadan, dan hubungan internal sesama umat. Tidak ada pelanggaran perdata atau
pidana berada di bawah jurisdiksi Mahkamah Syariah, yang memiliki hierarki yang
sama dengan Pengadilan
Sipil Malaysia. Meskipun menjadi
pengadilan tertinggi di negara itu, Pengadilan-Pengadilan Sipil (termasuk
Pengadilan Persekutuan, pengadilan tertinggi di Malaysia) pada prinsipnya tidak
dapat memberikan putusan lebih tinggi daripada yang dibuat oleh Mahkamah
Syariah; dan biasanya mereka segan untuk memimpin kasus-kasus yang melibatkan
Islam di dalam wilayah atau pertanyaan atau tantangan terhadap autoritas
Mahkamah Syariah. Hal ini menyebabkan masalah-masalah yang cukup mengemuka,
khususnya yang melibatkan kasus-kasus perdata di antara Muslim dan non-Muslim,
di mana pengadilan sipil telah memerintahkan non-Muslim untuk mencari
pertolongan dari Mahkamah Syariah.
Pada contoh kasus awal tahun 2010 dalam putusan Pengadilan Tinggi yang memutuskan
mengizinkan surat kabar Katolik the Herald untuk menggunakan kata Allah untuk Tuhan
telah memicu dibakarnya lebih dari 4 bangunan gereja dan beberapa lainnya
dirusak massa di Kuala Lumpur ibu kota Malaysia.
4. Ekonomi Malaysia
Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan di kawasan selama berabad-abad. Berbagai
komoditas seperti keramik dan rempah aktif diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapura mengemuka. Menara Petronas di Kuala Lumpur. Pertumbuhan cepat ekonomi dan kemakmuran Malaysia dicirikan oleh Menara Petronas, kantor pusat raksasa
minyak nasional. pohon karet dan kelapa sawit diperkenalkan untuk
tujuan komersial. Di dalam waktu lama, Malaysia menjadi penghasil timah, karet,
dan minyak sawit terbesar di dunia. Tiga komoditas ini, beserta bahan mentah
lainnya, mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai abad ke-20.
Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan
perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima
Tahun Malaya Pertama pada 1955. Ketika
Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan dinomori, dimulai dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965.
Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea
Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari
ekonomi yang bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis
manufaktur. Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan
beberapa tahun kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer
negara ini Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7%
pertumbuhan PDB disertai dengan inflasi yang rendah pada
1980-an dan 1990-an. Pada dasarnya, pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor
bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kemerosotan
dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. KDNK pada tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3%
disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan ekspor tetapi paket perangsang fiskal
yang besar telah mengurangi dampak tersebut.
Pada periode yang sama, pemerintah berupaya mengurangi angka kemiskinan
dengan Kebijakan
Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang
kontroversial, setelah Peristiwa 13 Mei, kerusuhan antar-etnis pada 1969. Tujuan utamanya adalah menghilangkan
keterkaitan ras dengan fungsi ekonomi, dan rencana lima tahun pertama mulai
menerapkan NEP sebagai Rencana Malaysia Kedua. Kejayaan atau kegagalan NEP menjadi bahan perdebatan, kendati secara
resmi berakhir pada 1990 dan diganti dengan Kebijakan
Pembangunan Nasional (NDP). Dengan
pemerintah Malaysia memelihara kebijakan diskriminasi yang menguntungkan Suku
Melayu di atas suku lain - termasuk pengutamaan penerimaan kerja, pendidikan,
beasiswa, perdagangan, akses mendapatkan rumah murah dan tabungan yang dibantu.
Perlakuan khusus ini memicu kecemburuan dan kebencian di antara non-Melayu dan
Melayu.
Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi negara yang dimiliki pihak
lokal telah banyak diserahkan demi menguntungkan Bumiputra/Melayu di banyak
industri strategis/penting seperti distribusi turunan minyak bumi,
transportasi, pertanian, dan lain-lain. Sebagian besar profesional per kapita
masih didominasi orang India-Malaysia.
Ledakan ekonomi yang cepat memicu macam-macam masalah pemasokan. Sedikitnya
tenaga kerja segera dipenuhi dengan mengalirnya jutaan pekerja imigran, banyak
di antaranya ilegal. PLC yang kaya akan modal
tunai dan konsorsium bank-bank segera menguntungkan pertambahan dan mencepatnya
pemulaian pembangunan projek-projek infrastruktur besar. Ini berakhir ketika krisis finansial Asia 1997 melanda pada musim gugur 1997, menghantarkan kejutan besar bagi
ekonomi Malaysia.
Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis, terjadi penjualan singkat
spekulatif mata uang Malaysia, ringgit. Penanaman
modal asing jatuh pada tingkatan
yang berbahaya, karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari
MYR 2,50 per USD ke, MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir
1.300 poin ke kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan kontroversial
menteri keuangan Anwar Ibrahim, sebuah Dewan Aksi Ekonomi Nasional dibentuk untuk mengantisipasi krisis
moneter. Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia pada 3,80 terhadap dolar Amerika
Serikat. Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang mengejutkan analis asing.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%),
simpanan pertukaran uang asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah.
Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan
kurang baik disebabkan kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan
kompetitif.
5. Masalah pokok pendidikan Malaysia
Dengan dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan pendidikan
negaranya maka malaysia menyediakan berbagai fasilitas sarana dan prasana yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga
perguruan tinggi atau universitas, pemerintah Malaysia membuktikan keseriusanya
dalam mengembangkan pendidikan melalui
alokasi APBN yang lebih besar dari Indonesia untuk pendidikan.
Dalam perjalananya,
awal pemerintah Malaysia banyak mengirimkan
mengirim pelajar-pelajarnya ke lembaga pendidikan bergengsi di luar negeri,
seperti Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. Umumnya, sepulang dari belajar
di luar negeri, mereka inilah yang kemudian menjadi pimpinan di banyak lembaga
pemerintahan di negeri ini. Disokong mereka yang menamatkan pendidikan di dalam
negeri, termasuk mantan Perdana Menteri Mahatir Mohammad yang menyelesaikan
pendidikan di Singapura, bidang pendidikan menjadi perhatian. Kendati banyak
juga meminta bantuan tenaga pengajar dari negara lain salah satunya Indonesia.
Anak-anak mulai bersekolah dasar pada usia tujuh tahun selama enam tahun ke
muka. Terdapat dua jenis utama sekolah dasar yang dijalankan atau berbantuan
pemerintah. Sekolah berbahasa asli (Sekolah Jenis Kebangsaan)
menggunakan bahasa Cina atau bahasa Tamil sebagai bahasa pengantar. Sebelum melanjutkan ke tahap pendidikan
sekunder, siswa-siswi di kelas 6 dipersyaratkan untuk mengikuti Ujian Prestasi
Sekolah Dasar (Ujian Pencapaian Sekolah Rendah, UPSR). Sebuah program yang disebut Penilaian Tahap Satu, PTS digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa-siswi yang cerdas, dan memungkinkan mereka naik
dari kelas 3 ke kelas 5, meloncati kelas 4.[84] Tetapi, program ini
dihapus pada 2001.
Pendidikan tahap dua di Malaysia dilaksanakan di dalam Sekolah Menengah
Kebangsaan (setara SMP+SMA di Indonesia) selama
lima tahun. Sekolah Menengah Kebangsaan menggunakan bahasa Malaysia sebagai
bahasa pengantar. Khusus mata pelajaran Matematika dan Sains juga bahasa
non-Melayu, ini berlaku mulai tahun 2003, dan sebelum itu semua pelajaran
non-bahasa diajarkan di dalam bahasa Malaysia. Di akhir Form Three,
yaitu kelas tiga, siswa-siswi diuji di dalam Penilaian Menengah Rendah, PMR. Di kelas lima
pendidikan tahap dua (Form Five), siswa-siswi mengikuti ujian Ijazah
Pendidikan Malaysia (Sijil Pelajaran Malaysia, SPM), yang setara dengan bekas British Ordinary pada tahapan 'O'.
Sekolah tertua di Malaysia adalah Penang Free
School, juga sekolah tertua
di Asia Tenggara.
Pendidikan tahap dua nasional Malaysia dibagi ke dalam beberapa jenis,
yaitu National Secondary School (Sekolah
Menengah Kebangsaan), Religious
Secondary School (Sekolah Menengah Agama), National-Type Secondary School (Sekolah
Menengah Jenis Kebangsaan) yang juga disebut Mission
School (Sekolah Dakwah), Technical School (Sekolah Menengah Teknik), Sekolah
Berasrama Penuh, dan MARA Junior
Science College (Maktab Rendah
Sains MARA).
Terdapat universitas publik seperti Universitas Malaya, Universitas Sains Malaysia, Universitas Putra Malaysia Universitas Teknologi Malaysia, Universitas Teknologi Mara, dan Universitas
Kebangsaan Malaysia. Universitas swasta
juga mendapatkan reputasi yang cukup untuk pendidikan bermutu internasional dan
banyak siswa-siswi dari seluruh dunia berminat memasuki universitas-universitas
itu. Misalnya Multimedia
University, Universitas
Teknologi Petronas, dan lain-lain.
Sebagai tambahan, empat universitas bereputasi internasional telah membuka
kampus cabangnya di Malaysia sejak 1998. Sebuah kampus cabang dapat dilihat
sebagai ‘kampus lepas pantai’ dari universitas asing, yang memberikan kuliah
dan penghargaan yang sama seperti kampus utamanya. Siswa-siswi lokal maupun
internasional dapat meraih kualifikasi asing identik ini di Malaysia dengan
biaya rendah. Kampus cabang universitas asing di Malaysia adalah: Monash University Malaysia Campus, Curtin
University of Technology Sarawak Campus, Swinburne
University of Technology Sarawak Campus, dan University of Nottingham Malaysia Campus.
5.1. Intitusi pendidikan Malaysia
Sebagai daya tarik bagi lebih dari 80.000 mahasiswa internasional
pada tahun 2010, sektor pendidikan di Malaysia telah mencapai kemajuan yang
signifikan selama dasawarsa terakhir ini, dan kini sedang mengukir nama sebagai
pusat keunggulan pendidikan di Asia Tenggara.
Malaysia memiliki 20 universitas negeri, 24 politeknik, 37 sekolah
tinggi negeri, 33 universitas swasta, 4 kampus cabang universitas asing, dan
sekitar 500 sekolah tinggi swasta. Terdapat pula berbagai institusi pendidikan
tinggi lainnya dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Prancis,
Jerman dan Selandia Baru yang menawarkan program gelar ganda melalui kemitraan
dengan sekolah tinggi dan universitas Malaysia.
5.2. Jenis bidang pendidikan
Program gelar sarjana S1 dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun,
dan perkuliahan untuk jenjang ini disediakan oleh sektor pendidikan negeri
maupun swasta. Institusi-institusi pendidikan tinggi swasta yang menawarkan
program sertifikat, diploma, dan gelar sarjana adalah kampus cabang universitas
asing, universitas swasta, dan sekolah tinggi swasta. Banyak di antara
institusi-institusi ini juga menawarkan program gelar pascasarjana.
Untuk meraih kualifikasi profesional, ada institusi pendidikan
swasta di Malaysia yang mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti ujian
profesional eksternal, yang diselenggarakan oleh berbagai badan penguji
internasional.
Para mahasiswa yang ingin belajar bahasa Inggris akan menemukan
berbagai pilihan pusat belajar bahasa Inggris. Pusat-pusat belajar ini
menawarkan kelas-kelas persiapan bahasa yang memungkinkan siswa untuk mengikuti
ujian kualifikasi bahasa Inggris yang diakui secara internasional seperti TOEFL
dan IELTS.
5.3. Pemeringkatan Institusi
Ada banyak pemeringkatan universitas dan sekolah tinggi, yang
memberikan kualifikasi kepada institusi berdasarkan berbagai faktor. Mulai dari
penelitian akademik, kinerja mahasiswa, survei atas pengajar dan
mahasiswa/calon mahasiswa. Pemeringkatan lain dan tabel liga memberikan
kualifikasi bagi jurusan atau program akademik tertentu.
Pemeringkatan dari sebuah institusi dapat berkontribusi pada proses
pengambilan keputusan oleh calon mahasiswa, akan tetapi penting untuk menyadari
jika pemeringkatan itu mendapat masukan atau dukungan dari institusi itu
sendiri.
5.4. Sistem Pendidikan di Malaysia, Sebuah Renungan
Pembangunan pendidikan di Malaysia sehingga
seperti sekarang ini bukan membutuhkan waktu yang cepat. Adalah jauh sebelum
mantan perdana mentri DR Mahatir Muhamad, meletakan visi Malaysia 2020 negara
ini sudah berbenah dalam memperbaiki pendidikan dan sistem pendidikan di
negaranya. Ada beberapa tahapan hingga Malaysia dapat meningkatkan taraf
pendidikanya dan dapat diperhitungkan di tingkat internasional. Tentu saja yang pertama, kita harus
melihat sejarah pendidikan di Malaysia itu sendiri. Sufean Hussin(2004) dalam
bukunya yang berjudul Pendidikan di Malaysia sejarah, sistem dan
falsafah membagi perkembangan pendidikan di Malaysia
dalam empat tahapan yaitu:
- Sejarah awal pendidikan tanah Melayu
- Pendidikan pada zaman pemerintahan British
- Perkembangan pendidikan tahun 1957-1970
- perkembangan pendidikan tahun 1970-1990
Namun, perkembangan pendidikan di Malaysia
menemukan momentumnya ketika perdana menteri DR Mahatir Muhamad, menetapkan
visi Malaysia 2020 atau di Malaysia lebih dikenal dengan sebutan matlamat 2020
pada tahun 1991. Matlamat ini, bertujuan menjadikan Malaysia sebuah negara industri
maju (nordin, 1994). Dengan matlamat itu, semua bidang kehidupan dirancang
untuk mencapai apa yang sudah digariskan termasuk juga di dalamnya aspek
pendidikan. Untuk mencapai wawasan 2020 itu, maka diluncurkanlah beberapa
program yang kesemuanya bertujuan mencapai wawasan 2020 yaitu menjadikan
Malaysia sebagai sebuah negara industri maju pada tahun 2020. Dalam mencapai
matlamat 2020 dalam bidang pendidikan, kerajaan malaysia meluncurkan beberapa
program yaitu:
- PIPP (Pelan induk pembangunan pendidikan) 2006-2010
- Pembangunan pendidikan Malaysia 2001-2010
- Dan rancangan Malaysia ke 9 atau RM9
Kesemua rancangan diatas secara garis besarnya
adalah menjadikan Malaysia maju dalam bidang pendidikan. Semua program itu,
selaras diciptakan saling dukung mendukung untuk menjayakan pendidikan di
Malaysia.
PIPP,
mempunyai tujuan untuk:
- Membina negara bangsa
- Membangun modal insan
- Memperksakan sekolah kebangsaan
- Merapatkan jurang pendidikan
- Memartabatkan profesion keguruan
- Melonjakan kecemerlangan institusi pendidikan.
Sedangkan
Pembangunan Pendidikan Malaysia 2001-2010 adalah
- Meningkatkan akses kepada pendidikan.
- Meningkatkan ekuiti
- Meningkatkan kualiti pendidikan
- Meningkatkan tahap keberkesanan dan kepengurusan pendidikan
Sedangkan
tujuan Rancangan Malaysia ke 9 adalah
- Meningkatkan ekonomi dan rantaian nilai yang lebih tinggi.
- Meningkatkan keupayaan pengetahuan dan inovasi serta memupuk minda kelas pertama
- Menangani ketidak seimbangan sosio ekonomi yang berterusan secara membina dan produktif.
- Meningkatkan tahap dan kemampuan kualiti hidup.
- Mengukuhkan keupayaan institusi dan pelaksanaan.
Nampaklah
jelas, bagaimana pemerintah Malaysia menaruh perhatian serius dalam masalah
pendidikan. Semuanya dirancang dengan baik dan disosialisasikan kepada seluruh
lapisan masyarakat. Dan bagusnya lagi, masyarakat Malaysia sangat bangga dan
mendukung semua upaya kerajaan dalam memajukan dunia pendidikan di negara itu.
Dan
terbukti, dari tahun ketahun pendidikan di Malaysia semakin diminati oleh
pelajar-pelajar asing. Dalam hal sumber daya manusia, kita mungkin tidak jauh
tertinggal. Namun banyak hal yang mesti dibenahi. Pemerintah, hendaknya
bersungguh-sungguh membenahi sistem pendidikan kita. Dan kita sebagai
masyarakat pun hendaknya mendukung upaya pemerintah. Sehingga pendidikan kita bisa
setara dan sejajar dengan negara lain.